MERAWAT DEMOKRASI NEGERI

Oleh Noor widiastuti Sustainable Development Goals atau yang dalam Bahasa Indonesia kita kenal dengan nama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini merepresentasikan ajakan secara global untuk aktif dalam pengentasan kemiskinan, melindungi planet serta menjamin perdamaian dunia serta kesejahteraan. Terhitung ada 17 tujuan yang termaktub dalam SDGs yang salah satunya, yaitu tujuan no. 16 adalah “Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh – Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.” Aspek ini memberikan petunjuk yang spesifik untuk menghadapi tantangan imperatif seperti membangun institusi atau lembaga yang efektif, akuntabel, dan inklusif; menjamin kepercayaan dan integritas pemilihan umum; menjamin pengambilan keputusan/kebijakan pada semua level   yang responsif, inklusif, participatory serta representatif. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pemilihan umum merupakan bagian integral (tak terpisahkan) dari pembangunan berkelanjutan guna menciptakan masa d...

Ada Apa Dengan Dilan?(dari sudut pandang seorang awam)


source: Imedia9.net

Beberapa bulan lalu saya kebingungan ketika timeline di Line, Facebook, bahkan Instagram banyak user yang mengupload kutipan-kutipan dari Dilan. Kebanyakan adalah kutipan soal asmara. Sebagai orang yang tidak terlalu concern masalah asmara, saya menganggapnya sambil lalu. Tapi ada satu hal yang saya notice. Viralnya Dilan dimana-mana merupakan suatu bukti bahwa Dilan cukup dikenal, fenomenal, menyedot banyak perhatian. Dan pastinya memiliki sesuatu di dalamnya yang membuat banyak orang tertarik.
 
Setelah kutipan-kutipan Dilan agaknya mereda di timeline media sosial saya, belakangan Dilan muncul lagi. Kali ini bukan kutipan-kutipan cinta lagi, melainkan kabar bahwa novel tersebut akan diangkat ke layar lebar. Kali ini ramai sekali, bukan hanya di akun-akun medsos tapi di OA, website-website berita/infotainment juga membahas. Ada apa gerangan Si Dilan ini? Apakah ada kaitannya dengan Si Doel? *oke skip*. Jadi ceritanya yang menjadi perdebatan netizen adalah cast film Dilan, lebih tepatnya karena pemeran tokoh Dilan ini dipercayakan kepada Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Iqbaal yang sudah lebih dulu dikenal sebagai anggota boyband remaja CJR ini dirasa kurang pas karena image ‘anak boyband’ sudah kadung melekat.

Whatever is that, sutradara, si penulis buku dan semua pihak yang terlibat pastilah sudah punya pertimbangan matang sehingga sampai pada keputusan final untuk memilih Iqbaal sebagai pemeran tokoh Dilan. Kontroversi semacam ini bukan pertama kali terjadi ketika buku diangkat ke layar lebar, atau remake film. Ini bukan hal baru, ya. Dulu ketika novel bestseller Laskar Pelangi diangkat ke layar lebar, banyak yang mengatakan lebih bagus bukunya lah..ini lah..apa lah. Menyikapinya, si penulis, Bang Andrea Hirata mengatakan begini kira-kira “Katakanlah ada sepuluh orang yang membaca Laskar Pelangi, jika diminta menceritakan kembali aka nada sebelas versi interpretasi. Sepuluh versi dari pembaca dan satu interpretasi dari penulis sendiri.” Benar juga kata Bang Andrea, setiap pembaca pasti memiliki interpretasi dan imajinasinya sendiri. Hal ini menjadi tantangan para pembuat film untuk bias menjembatani keinginan penonton, pembaca, dan semua.

Masih bicara soal kontroversi cast film Dilan, yang sangat mengusik saya adalah ketika netizen menyatakan ketidaksetujuannya atas dipilihnya Iqbaal namun dengan kata-kata yang tidak mengenakkan. Mengomentari fisik Iqbaal, mengidentikkan track recordnya sebagai anggota boyband dengan gestur tertentu, maaf, kurang laki. Sebenarnya bukan tanpa alasan sih netizen mengomentari aspek ini. Menurut netizen pembaca Dilan, Dilan merupakan sosok yang laki sehingga kontras dibandingkan dengan Iqbaal. Saya bukan penggemar Dilan atau Iqbaal, saya setuju bahwa netizen bebas bersuara, dan saya sangat setuju apabila dalam mengemukakan pendapat, kritik, dan saran, netizen lebih mengedepankan etika ketimbang emosi. Remember that the ‘post’ button is very powerful. Be careful with your words, fellas because it represents how you value yourself.
Selamat menanti film Dilan. Stay smart and humble. XOXO

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimi ni Todoke (From Me to You)

Hujan, Rindu, dan Sendu