 |
source: Imedia9.net |
Beberapa bulan lalu saya
kebingungan ketika timeline di Line, Facebook, bahkan Instagram banyak user
yang mengupload kutipan-kutipan dari Dilan. Kebanyakan adalah kutipan soal
asmara. Sebagai orang yang tidak terlalu concern masalah asmara, saya menganggapnya
sambil lalu. Tapi ada satu hal yang saya notice.
Viralnya Dilan dimana-mana merupakan suatu bukti bahwa Dilan cukup dikenal,
fenomenal, menyedot banyak perhatian. Dan pastinya memiliki sesuatu di dalamnya
yang membuat banyak orang tertarik.
Setelah kutipan-kutipan Dilan
agaknya mereda di timeline media sosial saya, belakangan Dilan muncul lagi.
Kali ini bukan kutipan-kutipan cinta lagi, melainkan kabar bahwa novel tersebut
akan diangkat ke layar lebar. Kali ini ramai sekali, bukan hanya di akun-akun
medsos tapi di OA, website-website
berita/infotainment juga membahas. Ada apa gerangan Si Dilan ini? Apakah ada
kaitannya dengan Si Doel? *oke skip*.
Jadi ceritanya yang menjadi perdebatan netizen adalah cast film Dilan, lebih tepatnya
karena pemeran tokoh Dilan ini dipercayakan kepada Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan.
Iqbaal yang sudah lebih dulu dikenal sebagai anggota boyband remaja CJR ini dirasa kurang pas karena image ‘anak boyband’ sudah kadung melekat.
Whatever is that, sutradara, si penulis buku dan semua pihak yang
terlibat pastilah sudah punya pertimbangan matang sehingga sampai pada
keputusan final untuk memilih Iqbaal sebagai pemeran tokoh Dilan. Kontroversi
semacam ini bukan pertama kali terjadi ketika buku diangkat ke layar lebar,
atau remake film. Ini bukan hal baru, ya. Dulu ketika novel bestseller Laskar Pelangi diangkat ke layar lebar, banyak yang mengatakan
lebih bagus bukunya lah..ini lah..apa lah. Menyikapinya, si penulis, Bang
Andrea Hirata mengatakan begini kira-kira “Katakanlah
ada sepuluh orang yang membaca Laskar Pelangi, jika diminta menceritakan
kembali aka nada sebelas versi interpretasi. Sepuluh versi dari pembaca dan
satu interpretasi dari penulis sendiri.” Benar juga kata Bang Andrea,
setiap pembaca pasti memiliki interpretasi dan imajinasinya sendiri. Hal ini
menjadi tantangan para pembuat film untuk bias menjembatani keinginan penonton,
pembaca, dan semua.
Masih bicara soal kontroversi cast film Dilan, yang sangat mengusik saya adalah ketika netizen menyatakan
ketidaksetujuannya atas dipilihnya Iqbaal namun dengan kata-kata yang tidak
mengenakkan. Mengomentari fisik Iqbaal, mengidentikkan track recordnya sebagai
anggota boyband dengan gestur tertentu, maaf, kurang laki. Sebenarnya bukan
tanpa alasan sih netizen mengomentari aspek ini. Menurut netizen pembaca Dilan, Dilan merupakan sosok yang laki
sehingga kontras dibandingkan dengan Iqbaal. Saya bukan penggemar Dilan atau
Iqbaal, saya setuju bahwa netizen bebas bersuara, dan saya sangat setuju
apabila dalam mengemukakan pendapat, kritik, dan saran, netizen lebih
mengedepankan etika ketimbang emosi. Remember
that the ‘post’ button is very powerful. Be careful with your words, fellas
because it represents how you value yourself.
Selamat menanti film Dilan. Stay smart and humble. XOXO
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih. Wah, komentar pertama. Penglaris ini...haha
Hapushaha iya
Hapusloh komenku yg tadi g masuk iwk...waah
BalasHapusLha ini baru masuk. Cuma yang ini hehew
HapusT E R A N G K A N L A H
BalasHapusgelapkanlah
Hapus